Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2025

TEKS DRAMA- KELOMPOK 5

NASKAH DRAMA Tugas Bahasa Indonesia Kelompok 5 TOKOH PENOKOHAN Afwa : periang, teman yang pengertian  Aura : periang, teman yang pengertian Naufal : Gentle, teman yang pengertian  Vanza : Gentle, teman yang pengertian Rafli : pendiam, memendam masalah sendiri  SETTING - Kelas - Sekolah - Kantor sekolah - Ruang administrasi SINOPSIS Empat sahabat yang kompak, kekompakan ini terlihat saat salah satu sahabat bernama Rafli sedang dalam masalah dan sahabatnya mengetahui apa yang sedang dialaminya, dengan rasa peduli dan mengerti empat orang sahabat yaitu Afwa, Aura, Vanza, dan Naufal membantu Rafli dengan penuh hati  JUDUL   Sahabat Dalam Suka Dan Duka PROLOG Dipagi yang cerah lima orang sahabat pun bersiap ke sekolah. Afwa, Aura, Naufal, dan Vanza sudah sampai di sekolah dan bergegas ke kelas bersama. Sesampai dikelas mereka duduk dibangku masing-masing dan bercanda tipis, sambil menunggu jam elajarn dimulai. Tidak lama kemudian Rafli pun datang, tetapi dengan raut...

PUISI- M. IRSYADUL IBAD

Aku dan Kamu Aku dan kamu, dua hati yang bertemu, di antara waktu yang terus berlalu, tak banyak janji yang terucap dulu, hanya tatap yang pelan namun penuh rindu. Aku dan kamu, dua langkah seiring, melewati badai, hujan, dan angin, tak selalu mudah, tak selalu tenang, tapi kita tetap saling menggenggam tangan. Aku dan kamu, seperti langit dan laut, berbeda namun selalu saling menyambut, meski kadang diam, kadang ribut, cinta tetap jadi satu-satunya sebab yang kuat. Aku dan kamu, bukan cerita sempurna, tapi kisah ini penuh makna, selama kamu masih di sana, aku di sini, setia menjaga cinta kita.

PUISI- M. SYAMSUN NAHAR

Ujian Sekolah Jam dinding tua berdetak sendu, Mengiringi malam yang makin beku. Di meja belajar, Alya terpaku, Menatap buku dengan mata lesu. Hari ujian kian mendekat, Langkahnya berat, dadanya sesak. Tekanan datang dari segala arah, Dari mimpi, harapan, dan rasa lelah. Rumus dan sejarah menari di kepala, Majapahit pun terasa tak bersahaja. Semakin belajar, semakin gelisah, Seolah semua ilmu menjelma resah. Tidur tergadai, makan tak bersisa, Dikejar waktu yang tak ingin bersuara. Alya hanyut dalam gelombang takut, Bayang gagal terus mengejut. Namun hadir ibu membawa cahaya, Segelas susu, sepotong kue cinta. “Beristirahatlah, Nak,” ucapnya lembut, “Yang penting kau telah bersungguh niat.” Alya diam, matanya berkaca, Dalam lelahnya, ia merasa lega. Sebab di balik segala tekanan, Ada kasih yang jadi kekuatan.

PUISI- M. RAFFLI G.

Senja di Layar Ponsel Dulu senja datang mengetuk jendela, Hangat warnanya menyapa jiwa, Awan-awan berlari jadi sahabat setia, Kini senja tinggal cahaya di kamera. Scroll demi scroll menggantikan renungan, Timeline padat, batin sunyi tak terucapkan, Rafli duduk diam di balkon kesepian, Langit jingga, hati yang kelam tak terobati pesan. "Senja ini indah sekali," ia tulis perlahan, Padahal dadanya dipenuhi kegelisahan, Caption puitis, tapi sunyi tak berkesudahan, Cahaya ponsel, bukan cahaya kehidupan. Dulu, senja adalah taman cerita, Tawa lepas bersama kawan dan cita, Kini pertemanan penuh notifikasi, Bukan lagi mimpi, hanya validasi. Di kota besar, senja tergilas waktu, Orang-orang hilang dalam rindu semu, Lebih memilih layar dari langit biru, Lebih nyaman sendiri di kamar sendu. Rafli merindukan angin sore yang nyata, Bukan suara notifikasi yang memekakkan rasa, Ia ingin teh hangat dan tatapan mata, Bukan emoji dan like semata. Tapi zaman bergerak, tak bisa ditahan, Ia belajar...

PUISI- M. GHOZALI ABDI

Anak Pondok  Di sebuah desa yang terletak jauh dari hiruk-pikuk kota, ada sebuah pondok kecil yang dipenuhi anak-anak yatim dan dhuafa. Pondok itu dikelola oleh seorang ustaz bernama Ustaz Ahmad, seorang pria yang telah mengabdikan hidupnya untuk mendidik anak-anak yang kurang beruntung. Setiap hari, Ustaz Ahmad dengan sabar mengajarkan mereka ilmu agama, matematika, dan berbagai keterampilan hidup, agar mereka bisa mandiri suatu saat nanti. Di antara anak-anak yang tinggal di pondok itu, ada seorang anak bernama Fadil. Fadil adalah seorang anak berusia 12 tahun yang penuh semangat, meski tak jarang terlihat kesedihan di matanya. Sejak kecil, ia telah kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan. Karena tidak ada keluarga yang bisa merawatnya, Fadil akhirnya dibawa ke pondok ini. Pondok itu bukan hanya menjadi tempat tinggal bagi Fadil, tetapi juga menjadi tempat perlindungan bagi banyak anak yang nasibnya mirip dengannya. Di sini, mereka belajar untuk berdiri di atas kaki...

PUISI- AHMAD MUQTAVIN

Hasil Setelah tunduk menghamba kepadamu. Dengan malam yang menyejukkan kalbu. Ku angkat tanganku. Ku panjatkan semua yang ku impikan.  Bermunajat kepada sang ilahi. Dibalik air yang terus menetes ke batu hingga berlubang. Merebut apa yang diinginkan. Dan diakhiri dengan senyuman manis.

PUISI- M. HAYKAL ALI

Puncak Segalanya Melangkah melawan waktu dan aturan Jiwanya bebas, namun hatinya resah Nasehat datang, hilang musnah Bagaikan angin lalu yang pasrah Namun, Semua berubah dalam sekejap bisik Sang rembulan datang mengalihkan semua Menerangi sebagian hati Mungkin ikhlas menjadi puncak segalanya, Cinta tak harus memiliki Ia hadir untuk memperbaiki menjadi insan yang hakiki

PUISI- ELBION TRAVIS

Bait dan Senja Gadis pemetik bunga, Ada di taman harum senantiasa terang Senja, teman bisu nan setia Menjaga mimpi di balik suci Ditemani dengan buku lusuh, Mengalir sebuah kiasan Mengisikan isi hati Tak peduli dunia menepi Seorang datang tanpa aba aba, Menggetarkan tanah yang lama tak disentuh Antara lukisan dan bait penuh peluh, Menciptakan harap yang tak sempat

PUISI- SILVY NURAININNOVA

Hujan Di bawah langit yang menangis deras Menggoyang angin penuh gelisah Melangkah di lumpur basah Menyusur malam, menantang lelah Dipunggungnya, mimpi adalah bungkusan Mainan kayu, karya ketulusan Apa yang bisa di banggakan? Selain, kenangannya bersama sang ibu Baiknya, Ditengah dingin, kasih mengakar Hujan bukan lagi air Namun, pelipur bagi hati yang getir

PUISI- NATASYA BASNAPAL

Langkah kecil Pagi menyapa di gerbang kenangan,   Langkah ringan menapak harapan.   Di antara tawa yang riuh di halaman,   Tersimpan cerita dalam tiap percakapan. Ruang kelas bukan hanya tempat belajar, Tapi panggung kisah yang takkan pudar. Tugas, canda, dan mimpi kita bagi, Semua terasa begitu indah meski sederhana. Kini kusimpan semua dalam dada,   Layaknya harta yang tak ternilai harganya.   Masa ini, bukan sekadar cerita,   Tapi bagian dari siapa aku sebenarnya.

PUISI- AURA EKA

Siratan Senja turun dibalik bukit Langit berselimut jingga Berpegang surat lusuh Bersamaan hati resah Mengingat sang kakak Mengikuti petuah  Langkah perlahan mendaki jalan Menemukan sebuah kekayaan tersembunyi Buku tua dengan beribu pesan Melalui kata, Melalui gambar, Sebuah siratan cinta tanpa sirna

PUISI- NABILAH HILWA

Serangkai Rumah berselimut damai Dengan tiga kerangkai ramai Sebagian ambisi usai Mengantar ke arus sungai Tawa jadi lagu Semak jadi saksi waktu Menciptakan kasih Antara mereka Senja merunduk di ufuk jingga Menyulam cahaya pada cerita mereka Dalam pelukan hangat  Dunia terasa hanyut

PUISI- DZAKY LINDUNG

Aku, Kamu, dan Senja Di bangku taman saat sore menjingga, angin berbisik lembut memanggil namamu. Langit perlahan berubah warna, seperti hatiku saat menatap wajahmu. Tak ada rencana saat kita bersua, hanya diam yang perlahan jadi cerita. Kau hadir bagai senja yang indah namun fana, mengisi ruang hati yang lama terlupa. Kau bicara tentang mimpi dan angkasa, aku mendengarkan, takut waktu sirna. Setiap senyummu membuat dunia terasa lega, meski dalam hati ada luka yang tak bisa kucerna. Aku mencintaimu dalam diam tak bersuara, seperti senja yang datang tanpa janji. Tak berharap jadi awal cerita, hanya ingin tetap berada di sisi. Kini senja datang tanpa hadirmu, langit tak lagi penuh warna jingga. Aku duduk sendiri, mengenang waktu, saat cinta terasa hangat meski tak nyata. Kita tak ditakdirkan untuk bersama, namun senja tetap jadi saksi setia. Cinta ini bukan untuk dimiliki selamany

PUISI- M. REDA

Hal Di persimpangan waktu Ku berdiri, dengan jiwa ragu Antara impian, Serta banyak harapan yang membayang Kesunyian menyapa, Kiatan demi kiatan memenuhi Jalan mana yang akan aku lalui? Apa aku bisa? Disinilah aku sekarang, Tempat aku bersuara tanpa dusta Kupanjatkan segala kerisauan Berakhir, aku tlah menemukan Menemukan jalan keindahan sebenarnya

PUISI- KHALIM FAIZATUS

Dalam jiwa yang tak pernah padam, Tersemat api yang tak pernah kam, Semangat yang tak pernah luntur, Mengobarkan hati untuk terus berjuang. Pantang menyerah, itu prinsipku, Meskipun badai menghantamku, Meskipun jalan di depanku gelap, Aku tetap melangkah, tak pernah menyerah. Dalam setiap langkah, aku temukan kekuatan, Dalam setiap tantangan, aku temukan pelajaran, Dalam setiap kegagalan, aku temukan kesempatan, Untuk bangkit kembali, lebih kuat dan lebih bijak. Jadi aku terus berjuang, tak pernah menyerah, Menghadapi setiap tantangan dengan semangat yang tak pernah padam, Karena aku tahu, bahwa setiap usaha, Akan membuahkan hasil, jika aku tidak menyerah.

PUISI- NADIA URDHA

Langkah Baru Di Ujung Jalan Di balik desa dan ladang sepi, Hiduplah mimpi dalam diri Dimas yang sunyi. Cita dari arsitek terpatri erat, Meski badai hidup sempat membuatnya tersesat. Ia pulang,bekerja tanpa letih, Tetap belajar meski jalan terasa pedih. Hingga takdir datang mengetuk perlahan, Membuka di ujung jalan. Kini ia berdiri membangun negeri,bukan hanya gedung,tapi juga mimpi. Langkah kecilnya menjadi terang, Menuntun banyak jiwa menuju harapan yang gemilang.