KARYA ILMIAH- M. REDA
Kurang Tidur pada Remaja: Ancaman yang Sering Diabaikan
Pengantar
Tidur sering dianggap hal sepele, terutama di kalangan remaja. Banyak yang rela begadang demi belajar, bermain game, atau bersosial media. Padahal, tidur memiliki peran penting dalam perkembangan fisik, emosional, dan mental. Menurut data dari World Health Organization (WHO), lebih dari 70% remaja di dunia mengalami gangguan tidur atau kekurangan waktu tidur yang ideal. Ini bukan hanya soal rasa mengantuk, tetapi menyangkut kesehatan secara menyeluruh.
Isi
Kurang tidur berdampak langsung pada fungsi otak, terutama yang berhubungan dengan konsentrasi, daya ingat, dan pengambilan keputusan. Remaja yang kurang tidur cenderung lebih mudah stres, mengalami perubahan suasana hati, dan prestasi akademiknya menurun. Sebuah studi dari American Academy of Sleep Medicine menyebutkan bahwa remaja yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki risiko dua kali lipat lebih tinggi mengalami depresi dibanding yang tidur cukup.
Selain itu, kurang tidur juga berpengaruh terhadap kesehatan fisik. Hormon pertumbuhan, yang sangat penting pada usia remaja, diproduksi saat tidur. Jika tidur terganggu, pertumbuhan dan daya tahan tubuh pun ikut terhambat. Tak hanya itu, kurang tidur juga dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes, bahkan tekanan darah tinggi.
Penyebab utama kurang tidur pada remaja antara lain adalah tekanan akademik, kecanduan gawai, dan kebiasaan tidur larut malam. Solusinya tidak selalu rumit—membatasi waktu layar, membuat jadwal tidur yang konsisten, dan menciptakan lingkungan tidur yang nyaman bisa sangat membantu.
Penutup
Kurang tidur bukanlah masalah kecil. Bagi remaja, tidur cukup bukan hanya soal mengisi energi, tetapi bagian dari menjaga kesehatan jangka panjang. Edukasi tentang pentingnya tidur harus ditingkatkan, baik di sekolah maupun di rumah. Dengan tidur yang cukup dan berkualitas, remaja bisa berkembang secara optimal, baik secara fisik, mental, maupun akademik. Jadi, mulai malam ini: tidur cukup, demi masa depan yang lebih sehat!
1. Sistematika Karya Ilmiah
Termasuk dalam Karya Ilmiah Populer yang berisi (a) pendahuluan (b) bagian inti (c) penutup.
2. Ciri Kebahasaan
(a) Menggunakan bahasa baku
(b) Menggunakan kalimat pasif
(c) Menggunakan bahasa reproduktif
(e) Menggunakan bahasa denotatif
Komentar
Posting Komentar