KARYA ILMIAH- BENING WILDAH
Pengaruh Musik terhadap Kesehatan Mental Seseorang
Pengantar
Musik merupakan salah satu bentuk ekspresi seni yang paling universal. Ia hadir dalam hampir setiap aspek kehidupan manusia—dari perayaan budaya, spiritualitas, hingga aktivitas sehari-hari. Namun, di balik iramanya yang menghibur, musik memiliki kekuatan yang lebih dalam, yaitu memengaruhi kondisi psikologis dan kesehatan mental seseorang. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan, musik telah terbukti memiliki dampak positif terhadap kesejahteraan emosional dan mental manusia. Karya ini membahas bagaimana musik memengaruhi kesehatan mental berdasarkan berbagai temuan ilmiah.
Bagian Inti
Musik memengaruhi otak manusia secara langsung melalui aktivasi area yang berkaitan dengan emosi, seperti sistem limbik, amigdala, dan korteks prefrontal. Salah satu bukti ilmiah datang dari penelitian yang dipublikasikan dalam Frontiers in Psychology, yang menunjukkan bahwa mendengarkan musik dapat merangsang pelepasan dopamin—neurotransmitter yang berperan dalam perasaan senang dan motivasi (Salimpoor et al., 2011).
Musik juga terbukti efektif dalam mengurangi stres. Sebuah studi dari Journal of Advanced Nursing menemukan bahwa pasien yang mendengarkan musik selama prosedur medis mengalami penurunan tingkat kecemasan dan tekanan darah dibandingkan dengan mereka yang tidak (Nilsson, 2008). Hal ini memperkuat gagasan bahwa musik bisa menjadi alat terapi non-farmakologis untuk meredakan ketegangan emosional.
Dalam konteks terapi, music therapy telah digunakan secara luas untuk membantu individu dengan gangguan seperti depresi, PTSD, hingga gangguan autisme. Menurut American Music Therapy Association (AMTA), musik dapat meningkatkan kemampuan komunikasi, menurunkan kecemasan, dan memperkuat hubungan sosial. Penelitian oleh Erkkilä et al. (2011) yang dimuat dalam The British Journal of Psychiatry menunjukkan bahwa terapi musik selama 12 minggu secara signifikan menurunkan gejala depresi dibandingkan terapi biasa.
Tak hanya terapi, mendengarkan musik sehari-hari juga memiliki manfaat jangka panjang. Musik instrumental atau musik dengan tempo lambat, seperti musik klasik, terbukti dapat menurunkan kadar hormon stres kortisol (Thoma et al., 2013). Bahkan, aktivitas menyanyi bersama atau bermain alat musik juga merangsang produksi oksitosin, hormon yang memperkuat rasa keterhubungan sosial.
Namun demikian, tidak semua musik berdampak positif. Musik dengan lirik agresif atau bernuansa negatif bisa memperburuk suasana hati atau memperkuat perasaan negatif, khususnya pada individu yang mengalami gangguan suasana hati. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan jenis musik dan kondisi emosional saat mengonsumsinya.
Penutup
Musik memiliki potensi besar sebagai alat untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan mental. Baik melalui terapi formal maupun kegiatan sehari-hari, musik dapat membantu menurunkan stres, meningkatkan suasana hati, serta memperkuat kesejahteraan emosional. Namun, seperti halnya obat, musik perlu digunakan dengan dosis dan jenis yang sesuai. Dengan pemahaman yang tepat dan penggunaan yang bijak, musik dapat menjadi bagian penting dalam upaya menciptakan kehidupan mental yang lebih sehat dan seimbang.
Daftar Pustaka:
- Salimpoor, V. N., Benovoy, M., Larcher, K., Dagher, A., & Zatorre, R. J. (2011). Anatomically distinct dopamine release during anticipation and experience of peak emotion to music. Nature Neuroscience, 14(2), 257–262.
- Nilsson, U. (2008). The anxiety- and pain-reducing effects of music interventions: A systematic review. AORN Journal, 87(4), 780–807.
- Erkkilä, J., Punkanen, M., Fachner, J., Ala-Ruona, E., Pöntiö, I., Tervaniemi, M., ... & Gold, C. (2011). Individual music therapy for depression: Randomised controlled trial
. The British Journal of Psychiatry, 199(2), 132-139.
- Thoma, M. V., Ryf, S., Mohiyeddini, C., Ehlert, U., & Nater, U. M. (2013). Emotion regulation through listening to music in everyday situations. Cognition & Emotion, 27(3), 534–543.
- American Music Therapy Association. (2020). What is Music Therapy? Retrieved from [https://www.musictherapy.org/](https://www.musictherapy.org/)
ANALISIS KARYA ILMIAH:
1. Sistematika Karya Ilmiah
Termasuk dalam Karya Ilmiah Populer yang berisi (a) pendahuluan (b) bagian inti (c) penutup.
2. Ciri Kebahasaan
(a) Menggunakan bahasa baku
(b) Menggunakan kata yang "tidak bersifat pribadi"
(c) Menggunakan kalimat pasif
(d) Menggunakan bahasa reproduktif
(e) Menggunakan bahasa denotatif
Komentar
Posting Komentar