KARYA ILMIAH- AHMAD MUQTAVIN

**Pengaruh Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Remaja**

**Pendahuluan**
Media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan remaja. Dengan platform seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp, remaja dapat terhubung secara instan dengan teman, keluarga, dan dunia luar. Namun, di balik kemudahan itu, muncul kekhawatiran tentang dampaknya terhadap kesehatan mental. Apakah penggunaan media sosial membantu atau justru merugikan kesejahteraan psikologis mereka?

**Pembahasan**
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memicu kecemasan, depresi, hingga gangguan tidur. Algoritma media sosial yang dirancang untuk membuat pengguna tetap online memperparah situasi. Remaja menjadi mudah terjebak dalam perbandingan sosial yang tidak sehat—membandingkan diri dengan orang lain berdasarkan tampilan yang telah difilter atau disunting.

Namun, di sisi lain, media sosial juga memiliki manfaat. Bagi sebagian remaja, ini menjadi sarana untuk mengekspresikan diri, mencari dukungan emosional, dan membangun jaringan sosial. Komunitas daring seperti forum kesehatan mental bahkan membantu banyak remaja melewati masa sulit.

**Kesimpulan**
Pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja bersifat dua sisi: bisa positif dan negatif, tergantung pada durasi dan cara penggunaannya. Penting bagi remaja untuk menggunakan media sosial secara sadar dan bijak. Orang tua dan pendidik juga harus berperan dalam mengedukasi dan membimbing penggunaan media sosial yang sehat.

---

## **Analisis Sistematis dan Kebahasaan**

**1. Struktur Sistematis:**

* Terdapat struktur yang jelas: Pendahuluan – Pembahasan – Kesimpulan.
* Topik dibuka dengan latar belakang yang relevan dan disertai argumen berdasarkan fakta.
* Pembahasan mencakup sisi negatif dan positif secara berimbang.
* Kesimpulan memberikan saran dan refleksi berdasarkan pembahasan.

**2. Ciri Kebahasaan:**

* Menggunakan bahasa ilmiah populer: mudah dimengerti, tetapi tetap bernada informatif dan objektif.
* Menghindari istilah teknis yang rumit, atau dijelaskan saat digunakan.
* Menggunakan kalimat majemuk dan penanda hubungan seperti “namun”, “di sisi lain”, “oleh karena itu”.
* Diksi netral dan tidak emosional.

 **Daftar Pustaka**

1. Kuss, D. J., & Griffiths, M. D. (2017). *Social Networking Sites and Addiction: Ten Lessons Learned*. International Journal of Environmental Research and Public Health, 14(3), 311.
2. Twenge, J. M. (2019). *iGen: Why Today’s Super-Connected Kids Are Growing Up Less Rebellious, More Tolerant, Less Happy—and Completely Unprepared for Adulthood*. Atria Books.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI-RIZQIANA KAMILA

RESENSI- TAUFIQUL HAKIM

RESENSI-HUMIDATI NUSROTID DINIYAH