CERPEN-NAHDHIYAH AFKARINA

 HUJAN,TEMANI AKU

    Aku berdiri termenung,diam mengamati lamatnya hujan dalam renung.Berusaha nyaman berpelukan dingin dengan hujan.Dan selalu,kembali mengingat `hujan`di hari itu.

     Hari berjalan seperti biasanya.

     Bangun pagi,sarapan ,pergi ke sekolah,sampai dikelas,menunggu guru datang mulai mengabsensi.Hingga aku baru menyadari bangku depan `itu`kosong.Pagi ini dia-eh-maksudku ,teman dekatku,bukan.Hanya teman biasa,tidak menghadiri kelas.Entahlah akupun tak mengetahui keberadaanya.Dan tepatnya hari itu,aku tak akan pernah bertemu dengannya-selamanya.

    Hujan masih turun,sama derasnya seperti` hari itu`.Membuatku mengingat lebih dalam runtutan kejadiannnya.Hingga benar benar kejadian itu tak memberi sebuah akhiran yang jelas.Tak ada perpamitan agar menjadi perpisahan yang baik.

     Pulang sekolah aku pergi berjalan ke rumahnya.Didepan rumah aku mulai menatap ragu untuk melangkahkan kaki.Hei kenapa baru ragu sekarang ?kenapa tidak sedari tadi saja?.Huuh,sudahlah meributkan isi kepala sendiri teramat membingungkan.ku ketuk perlahan semabri mengucapkan salam.”Assalamualikumpermisi? assalamualaikum.....?”

Tak ada jawaban, yang menjawab keheningan.

Satu menit,Dua menit,.Lengang kembali tak ada jawaban.

Sudahlah,jika perlu aku akan kembali lagi esok hari.

    Keesokan harinya ,kembali berjalan seperi biasa

Bsngun pagi,sarapan,pergi kesekolah,sampai dikelas,menunggu guru datang mulai mengabsensi.Kali ini aku tak terlambat menyadarinya,akan tetapi,ada sepucuk surat yang memperjelas izinnnya kepentingan keluarga begitu tertulis dalam keterangan suratnya.

       Keesokan harinya sepulang sekolah,saat ak berjalan kembali pulang dari sekolah.Di pertepian jalan ,aku melihat keramaian di rumahnya.Dengan rasa penasaran ini aku berjalan menghampiri kerumunan dan menyimpulkan faham tersendiri dari desas-desus orang dewasa.Aku tak melihat keberadaannya sedikit pun.Mungkin masih didalam.Lagi lagi aku pulang membawa banyak pertanyaan.

       Sore ini,aku mendengar kabar burubg,yang membuatku tergesa berlarian ke rumahnya.Sedikit saja aku tak cepat sampai mungkin aku tak akan melihatnya terakhir kali,hingga aku pun tak akan bisa mengenangnya hingga hari ini.

         Di pelataran rumahnya aku melihat dua mobil yang bersiap berangkat .Lagi-lagi aku mencari keberadaanyanyang tak berhasil kutemukan.

         Aku pun mulai berputus asa karena sepertinya takdir tak ingin aku bertemu.

    Mobil yang ada sudah siap sejak tadi,mulai berjalan pelan meninggalkan pelataran rumah .Dan harapan kecil itu muncul, di kursi belakang mobil dia melihatku,tersenyum getir seperti katakan itulahterakhir kali aku melihatnya.Dan akupun membalasnya dengan sebuah lambaian perpisahan.Ditemani gerimis hujan yang mulai mereda.Se-reda perasaanku di sore hari `itu`.

    Aku berdiri tersenyum memasuki bus yang baru saja tiba. hujan pun mulai usai dengan menyisakan gerimisnya.Pun kisah ini ikut selesai tak ada kelanjutan yang spesial dari cerita ini, karena cerita ini tak bisa berlanjut kecuali di temani Rintiknya hujan


Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESENSI-RIZQIANA KAMILA

RESENSI- TAUFIQUL HAKIM

RESENSI-HUMIDATI NUSROTID DINIYAH