CERPEN- NABILAH HILWA
Hari petualangan
Di sebuah desa yang damai, hiduplah tiga bersaudara: Raka, Mira, dan Dito. Raka, yang tertua, berusia 14 tahun, selalu menjaga adik-adiknya. Mira, anak tengah yang berusia 12 tahun, suka memimpin permainan. Sedangkan Dito, yang bungsu berusia 8 tahun, penuh rasa ingin tahu dan selalu mengikuti kakak-kakaknya kemanapun.
Suatu sore yang cerah, mereka bermain di halaman rumah.
“Mira, cepat lempar bolanya ke sini!” teriak Raka yang berdiri di tengah halaman.
“Tunggu, Kak! Aku harus memastikan lemparanku bagus!” sahut Mira. Ia mengambil ancang-ancang dan melempar bola sekuat tenaga. Raka menangkap bola dengan mudah dan tersenyum lebar.
“Kamu makin hebat saja!” puji Raka sambil tersenyum.
“Aku juga mau coba!” teriak Dito, yang tiba-tiba datang berlari.
Mira tertawa kecil. “Oke, ini dia!” katanya sambil melempar bola ke arah Dito. Tapi Dito tak menangkap bola itu, malah bola meleset dan jatuh ke semak-semak. Mereka semua tertawa bersama.
Setelah puas bermain, mereka duduk di bawah pohon besar di halaman. Mereka menikmati camilan kue buatan ibu mereka sambil mengobrol tentang rencana ke sungai esok hari.
“kak Mira, besok kita benar-benar akan ke sungai, kan?” tanya Dito dengan mata berbinar-binar.
“Ya, kalau cuacanya bagus, kita pergi,” jawab Mira sambil tersenyum. “Tapi kita harus izin ke Ibu dulu.”
“Aku yang akan bawa bekal!” seru Raka penuh semangat.
“Kamu yakin, Kak? Jangan hanya bawa roti tawar saja!” candanya sambil tertawa.
Keesokan paginya, mereka memulai petualangan menuju sungai di belakang desa. Mira memimpin jalan, dengan Raka di belakang memastikan semuanya aman. Matahari bersinar terang, membuat suasana semakin menyenangkan.
“Jangan terlalu cepat, Kak Mira!” teriak Dito yang berlari mengejar.
Mira menoleh sambil tersenyum. “Ayo, Dito, kita hampir sampai!”
Sesampainya di tepi sungai, mereka duduk di atas bebatuan besar dan menikmati bekal yang dibawa Raka. Ternyata, Raka menyiapkan roti isi telur, buah apel, dan jus jeruk.
“Wah, ternyata Kak Raka bisa juga menyiapkan bekal yang enak!” kata Mira sambil menggigit roti.
“Ya, Kak Raka hebat!” tambah Dito sambil meminum jus dengan penuh semangat.
Setelah makan, mereka bermain di tepi sungai. Raka mengajarkan cara melempar batu agar bisa melompat di permukaan air. Dito mencoba berkali-kali tapi batunya selalu tenggelam. Mira tertawa dan mencoba membantu adiknya.
“Ayo, Dito, seperti ini,” kata Mira sambil menunjukkan cara melempar. Batu yang dilempar Mira melompat tiga kali di atas air.
“Wah, Kak Mira memang jago!” seru Dito kagum.
Mereka bermain sampai matahari mulai turun, menyinari langit dengan warna jingga yang indah. Sebelum pulang, mereka duduk bersama di tepi sungai, melihat matahari terbenam.
“Kita harus sering-sering ke sini,” kata Raka sambil tersenyum. “Aku suka melihat kalian berdua tertawa.”
“Benar, ini sangat menyenangkan,” tambah Mira. “Kita selalu punya petualangan yang seru bersama-sama.”
“Aku sayang Kak Raka dan Kak Mira!” seru Dito sambil memeluk keduanya. Raka dan Mira tertawa sambil memeluk Dito erat.
Mereka pulang ke rumah dengan hati yang hangat. Di rumah, Ibu menyambut mereka dengan makan malam hangat. Mereka makan dengan penuh keceriaan, menceritakan petualangan mereka di sungai.
Malam itu, mereka tidur dengan senyum di wajah masing-masing, tahu bahwa persahabatan mereka akan selalu kuat.
Happy Ending.
Komentar
Posting Komentar