CERPEN-AURA EKA
Senja di Balik Bukit
Hari itu, senja datang lebih cepat di Desa Bukit Angin. Matahari turun perlahan, memancarkan semburat jingga di langit. Di sebuah pondok tua di tepi bukit, tinggal seorang gadis bernama laura. Ia dikenal sebagai seorang pemimpi, sering menghabiskan waktu menatap langit sambil menggambar apa pun yang ada di pikirannya.
Namun, sore itu berbeda. laura duduk di depan pondoknya dengan sebuah surat lusuh di tangannya. Surat itu adalah peninggalan terakhir dari kakaknya, fatih, yang meninggal beberapa tahun lalu karena sebuah kecelakaan di hutan.
"Jika suatu hari kau merasa ragu dengan hidupmu, datanglah ke Bukit Angin saat senja. Aku akan meninggalkan jawaban untukmu di sana," begitu isi surat itu.
laura selalu menganggap surat itu sebagai lelucon, tetapi hari itu ia merasa gelisah. Rasanya seperti ada yang memanggilnya untuk pergi. Dengan membawa buku sketsa dan sebuah jaket tua, ia memutuskan untuk berjalan menuju puncak bukit.
Perjalanan tidak mudah. Jalan setapak itu dipenuhi bebatuan, dan angin bertiup cukup kencang. Namun, tekad laura untuk menemukan sesuatu yang tersembunyi membuatnya terus melangkah. Sesampainya di puncak, ia melihat sesuatu yang aneh. Sebuah kotak kayu kecil tertanam di tanah, dengan ukiran nama kakaknya di atasnya.
Dengan hati-hati, laura membuka kotak itu. Di dalamnya terdapat buku catatan tua milik fatih. Setiap halaman berisi gambar-gambar yang pernah mereka buat bersama, dilengkapi dengan pesan-pesan motivasi. Salah satu halaman menarik perhatian laura.
"Gambar adalah cara kita melihat dunia yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Jangan pernah berhenti menggambar, laura. Dunia membutuhkan keindahanmu," tulis fatih di situ.
Air mata laura mengalir deras. Selama ini, ia sering merasa bahwa bakat menggambarnya tidak berarti apa-apa. Namun, kata-kata fatih menghidupkan kembali semangatnya. Ia mengeluarkan buku sketsanya dan mulai menggambar pemandangan senja di depan matanya.
Di bawah langit yang berubah warna, laura merasa kakaknya hadir di sana, tersenyum dari balik awan. Ia tahu, selama ia melukis, ia akan selalu merasa dekat dengan fatih.
Komentar
Posting Komentar